PEKANBARUINFO.COM-Polisi menangkap tiga tersangka yang terlibat dalam sindikat perdagangan organ satwa dilindungi di Provinsi Riau.
Ketiga tersangka yang ditangkap Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau tersebut adalah berinisial YP (52), YS (52) dan WG (68). YP merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Jambi.
"Ketiganya ditangkap tim di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Dari tiga orang pelaku, satu di antaranya seorang guru SMP," kata Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi kepada wartawan, Kamis (12/10/2020).
Penangkapan ketiga pelaku dilakukan kemarin. Ketiga pelaku, yakni inisial YP (52) ASN di SMP Negeri 31 di Bangko, Jambi, selaku pemilik dua gading gajah.
Kemudian, YS (52), warga Desa Sungai Ulak, Kecamatan Nato Tantan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Satu orang lagi inisial WG (68) warga Kabupaten Kuansing, Riau.
Polisi juga menyita dua batang gading gajah dengan panjang 80 cm. Gading gajah yang diperjualbelikan diduga berasal dari Jambi.
"Tersangka WG, warga Kecamatan Cerenti, Kuansing, sebagai calon pembeli dua gading gajah tersebut ditangkap saat penangkapan bersama dua tersangka yang membawa gading gajah. Harga gading gajah dijual Rp 20 juta per kg," ungkap Agung,
Ketiga pelaku dijerat dengan Pasal 21 ayat (2) huruf d Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya juncto Pasal 55 KUHPidana.
Sebelum diringkus aparat dari Ditreskrimsus Polda Riau membuntuti tersangka. Diketahui dua hari sebelum transaksi, WG selaku calon pembeli sudah berada di rumah pemilik YP.
"Kami sudah melakukan monitoring sejak beberapa bulan lalu. Sehari sebelum transaksi, polisi akhirnya mendapat kepastian akan kegiatan ilegal tersebut.
Baca Juga: Baju Bayi harus Ber-SNI
Tersangka menyepakati transaksi dilakukan pada 11 November, tim langsung bergerak dan melakukan penangkapan.
"Saat mereka melakukan transaksi, kita melakukan penangkapan," kata Andri.
Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 KUHPidana.
Dimana dibunyikan dalam Pasal 21 ayat (2) Huruf d "setiap orang dilarang untuk memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannyadari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia“.
Lalu Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya berbunyi “barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta pasal 33 ayat (3) dipidana penjara paling lama 5 tahun dengan denda paling banyak Rp 100 juta.***